Jumat, 10 Desember 2010

NYERI PUNGGUNG

BAB I
PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang
Nyeri punggung adalah suatu sensasi nyeri yang dirasakan pada diskus intervertebralis umumnya lumbal bawah .(Dr.Tony smith,2005),sedangkan pengertian nyeri punggung akut adalah suatu sensasi nyeri yang dirasakan pada diskus intervertebralis atau pada punggung berlangsung secara singkat,dan pengertian nyeri punggung kronis adalah nyeri yang dirasakan pada diskus intervertebralis atau pada punggung berkembang lebih lambat dan terjadi dalam waktu lebih lama dan sering sulit meningkat sejak kapan mulai dirasakan.Gejala yang dirasakan adalah Adanya nyeri pada daerah lumbal atau lumbosakral tanpa penjalaran atau keterlibatan neurologis, Nyeri hebat pada malam hari yang tidak membaik dengan posisi telentang, Penggunaan kortikosteroid jangka panjang
Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya, menggigil, dan atau demam Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada suatu saat dalam hidup mereka. Kerusakan punggung dan tulang belakang, suatu masalah kesehatan berat, merupakan penyebab kecacatan ke tiga pada orang usia kerja. Keterbatasan yang diakibatkan oleh nyeri punggung bawah pada seseorang sangat berat. Kerugian ekonomi, dalam hal ini hilangnya kehilangan produksifitas, bisa mencapai berbiliun dolar. Jumlah kunjungan ke dokter akibat nyeri punggung bawah merupakan yang kedua setelah penyakit saluran nafas atas. (Bruner & Sudart, 2001)
Dari data diatas penulis tertarik mengangkat kasus nyeri punggung akut dan kronik,karena peran dan fungsi perawat dalam merawat pasien nyeri punggung akut dan kronik sangat penting,selain itu nyeri pungung sangat berbahaya,bahkan dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf dan organ lainnya. Maka dari itu peran perawat dalam kasus nyeri punggung akut dan kronik ini adalah membantu proses kesembuhan diri pasien, baik fisik maupun psikis, mengayomi, memberi motivasi dan menjaga pasien.
    1. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nyeri punggung akut dan kronik. Mengetahui konsep medis dari Penyakit nyeri punggung akut dan kronik
1.2.2 Tujuan Khusus
Secara khusus '' Konsep Keperawatan Klien dengan nyeri punggung akut dan kronik '', ini disusun supaya :
a. Mahasiswa dapat mengetahui tentang pengertian, penyebab, klasifikasi, tanda dan gejala, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan,serta proses keperawatan yang akan dijalankan.
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi asuhan keperawatan pada klien dengan nyeri punggung akut dan kronik.
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi pendidikan kesehatan yang diperlukan pada pasien yang dirawat dengan keluhan nyeri punggung akut dan kronik
d.Agar makalah ini dapat menjadi bahan ajar bagi mahasiswa lainnya tentang berbagai hal yang berhubungan dengan nyeri punggung akut dan kronik.

1.3 Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab ini meliputi latar belakang,tujuan penulisan,dan sistematika penulisan
Bab II : Konsep Dasar
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang berkaitan dengan nyeri punggung akut dan kronik
Bab III : Penutup
Bab ini meliputi kesimpulan dan saran



BAB II
KONSEP DASAR

    1. Konsep Dasar
      1. Pengertian
Nyeri merupakan tanda penting terhadap adanya gangguan fisiologis. Banyak orang yang datang ke rumah sakit atau puskesmas dengan keluhan nyeri yang biasanya disertai dengan rasa lainnya seperti rasa tertekan, panas, atau dingin. Nyeri secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat.
Nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri akut dan kronis. Nyeri akut biasanya berlangsung secara singkat, misalnya nyeri pada patah tulang atau pembedahan abdomen. Pasien yang mengalami nyeri akut biasanya menunjukan gejala-gejala antara lain: perspirasi meningkat, percepatan jantung dan tekanan darah meningkat, dan palor. Respon seseorang terhadap nyeri bervariasi, ada yang sakit. Nyeri kronis berkembang lebih lambat dan terjadi dalam waktu lebih lama dan sering sulit meningkat sejak kapan mulai dirasakan.
Nyeri juga dinyatakan sebagai nyeri somatogenik atau psikogenik. Nyeri somatogenik merupakan nyeri secara fisik, sedangkan nyeri psikogenik merupakan nyeri secara fisik, sedangkan nyeri psikogenik merupakan nyeri psikis atau mental.
Nyeri timbul apabila suatu stimuli nyeri mengaktivasi reseptor nyeri. Stimuli dapat berupa zat kimia, listrik, panas, mekanik, maupun mikroorganisme baik yang berasal dari dalam maupun luar tubuh. Informasi dari reseptor nyeri mencapai system saraf sentral melalui serabut saraf asenden. Bila iniformasi ini telah sampai di thalamus, maka seseorang akan merasakan adanya suatu sensasi serta mempelajari tentang lokasi dan kekuatan stimulus. Bila informasi telah sampai pada kortek serebri, mencoba menginterpretasikan arti nyeri dan mencari cara untuk menghindari sensasi lebih lanjut.(Robert.Priharjo.1993)

Nyeri punggung/Nyeri punggung bawah adalah suatu sensasi nyeri yang dirasakan pada diskus intervertebralis umumnya lumbal bawah .(Dr.Tony smith,2005),sedangkan pengertian nyeri punggung akut adalah suatu sensasi nyeri yang dirasakan pada diskus intervertebralis atau pada punggung berlangsung secara singkat,dan pengertian nyeri punggung kronis adalah nyeri yang dirasakan pada diskus intervertebralis atau pada punggung berkembang lebih lambat dan terjadi dalam waktu lebih lama dan sering sulit meningkat sejak kapan mulai dirasakan.
      1. Anatomi Punggung
Punggung tersusun dari dua buah unit dasar, kedua unit ini terletak berdekatan yaitu vertebrae yang di pisahkan oleh sebuah piringan urat syaraf keluar dari lubang-lubang verterbra yang terbuka yang di sebut foramen. Piringan yang bergeser dari tempatnya seringkali menyebabkan sakit punggung yang disebabkan adanya tekanan urat-urat syaraf sebenarnya piringan itu tidak lah bergeser tetapi hanya menonjol keluar pada foramennya, membuka setiap lubang pada vertebrae yang dilalui oleh urat-urat syaraf yang berasal dari tali pinal. Bagian depan vertebrae berisi sendi facet yang berperan dalam mengerakan punggung bagian bawah pada saat berlari atau bergerak, disamping itu sendi ini memungkinkan punggung untuk melakukan gerakan menekuk dan tegak lurus. Tempat pertemuan antara vertebral column dengan tulang panggul yang dinamakan persimpangan yang dinamakan Lumbosacral. Gerakan-gerakan membukuk pada punggung bersamaaan dengan gerakan pada pelvis serta gerakan kaki bawah merupakan penyebab terjadinya cedera punggung bawah dan menyebabkan kejala-gejala yang tidak diinginkan.




Otot-otot Punggung:
Otot punggung merupakan bagian paling responsive terhadap efek-efek yang di timbulkan dari beberapa program latihan peregangan dan penguatan,serta latihan fisik lainnya. Pada daerah lombosacral terdapat 4 buah klompok penting: abdominal (abdominis rectus),psoas (iliopsoas), spinal ( erector spinas), hamstring dan extensor pinggul (gluteus). Keseimbangan dan penarinakan yang terjadi pada otot_otot ini secara berlawanan satu sama lain memang sangat diperlukan untuk menjaga postur tubuh kita agar tetap tegak, dan dibutuhkan untuk menjaga gaya berjalan yang efisien. Kelompok otot abdominal (otot perut) diseimbang kan oleh elector dan mendukung system otot spinal.
Saraf-saraf punggung
Saraf merupakan alat untuk mendeteksi terjadinya rasa sakit. Pada punggung terdapat banyak sekali saraf yang dapat memberi peringatan akan adanya rasa sakit (cedera). Ada 2 jenis rasa sakit yang dapat diidentifikasi oleh saraf ini, yang pertama adalah rasa sakit yang terletak pada daerah tertentu yang sensitive. Sakit punggung yang secara umum dinama kan lumbago masuk dalam katagori dan lumbago ini disebabkan oleh otot kecil yang menyebabkan terhentinya stimulasi pada sendi facet maupun otot.
Jenis yang kedua adalah rasa sakit yang khusus dan paling menyakitkan-sciatica. Pada jenis ini,rasa sakit akan menjalar kebawah sampai pada kaki bawah melalui saraf sciatic, yaitu saraf utama yang berisi urat-urat saraf dari vertebral bawah tali spinal.
      1. Epidemologi
Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada suatu saat dalam hidup mereka. Kerusakan punggung dan tulang belakang, suatu masalah kesehatan berat, merupakan penyebab kecacatan ke tiga pada orang usia kerja. Keterbatasan yang diakibatkan oleh nyeri punggung bawah pada seseorang sangat berat. Kerugian ekonomi, dalam hal ini hilangnya kehilangan produksifitas, bisa mencapai berbiliun dolar. Jumlah kunjungan ke dokter akibat nyeri punggung bawah merupakan yang kedua setelah penyakit saluran nafas atas. (Bruner & Sudart, 2001)
      1. Patofisiologi
Kolumna vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang elastic yang tersusun atas banyak unit rigid (vertebrae ) dan unit fleksibel (diskus intervertilaris) yang diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset, berbagai legamen dan otot paraventrebalis .
Konstruksi punggung yang unik tersebut memungkinkan fleksibilitas sementara disisi lain tetap dapat memnberikan perlindungan yang maksimal terhadap sumsum tulang belakang. Lengkungan tulang belakang akan menyerap guncangan vertical pada saat berlari atau melompat. Batang tubuh membentuk menstabilkan tulang belakang. Otot- otot abdominal dan toraks sangat penting pada aktifitas mengangkat beban. Bila tidak pernah dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas, masalah postur, masalah struktur, dan peragangan berlebihan pendukung tlang belakang dapat berakibat nyeri punggung.
Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah tua. Pada orang muda, disskus terutama tersusun atas fibrokartilago dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tak teratur. Digenarasi diskus merupakan penyebab nyeri punggung yang biasa sering terjadi. Diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1, menderita stress mekanis paling berat dan penurunan degenerasi yang berat. Peneonjolan diskus (herniasi nuleus pulposus) atau kerusakan sendi faset dapat mengekibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang saraf tersebut. Sekitar 12% orang dengan nyeri punggung bawah menderita hernia nucleus pulposus. (Bruner & Sudart, 2001)




      1. Etiologi / penyebab
Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai masalah muskuloskeletal (misal regangan lumbosakral akut, ketidak stabilan ligamen lumbosakral dan kelemahan otot, osteoartritis tulang belakang, stenosis tulang belakang, masalah diskus intervertebralis, ketidaksamaan panjang tungkai).  Penyebab lainnya meliputi obesitas, gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor retroperitoneal, aneurisma abdominal dan masalah psikosomatik. Kebanyakan nyeri punggung akibat gangguan muskuloskeletal akan diperberat oleh aktifitas, sedangkan nyeri akibat keadaan lainnya tidak dipengaruhi oleh aktifitas. (Bruner & Sudart, 2001)
2.1.6 Manifestasi klinis
Pasien biasanya mengeluh nyeri punggung akut maupun nyeri punggung kronis (berlangsung lebih dari 2 bulan tanpa perbaikan), dan kelemahan. Nyeri yang berasal dari masalah musculoskeletal biasanya akan semakin jelas pada gerakan.Adanya nyeri pada daerah lumbal atau lumbosakral tanpa penjalaran atau keterlibatan neurologis Nyeri mekanik, derajat nyeri bervariasi setiap waktu, dan tergantung dari aktivitas fisikKondisi kesehatan pasien secara umum adalah baik NPB dengan keterlibatan neurologis, dibuktikan dengan adanya 1 atau lebih tanda atau gejala yang mengindikasikan adanya keterlibatan neurologis,Gejala : nyeri yang menjalar ke lutut, tungkai, kaki, ataupun adanya rasa baal di daerah nyeri,adanya tanda iritasi radikular, gangguan motorik maupun sensorik atau reflex,Nyeri hebat pada malam hari yang tidak membaik dengan posisi telentang,Penggunaan kortikosteroid jangka panjang,Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya, menggigil, dan atau demam,Fleksi lumbal sangat terbatas dan persisten
Evaluasi cara jalan pasien, mobilitas tulang belakang, reflex, panjang tungkai, kekuatan motoris, dan persepsi sensoris, bersama dengan derajat ketidak nyamanan yang dialami. Peninggian tungkai pada keadaan lurus yang mengakibatkan nyeri menunjukan iritasi serabut saraf.
Pemeriksaan fisik dapat menemukan adanya spasme otot paravertebralis (peningkatan tonus otot tulang postural belakang yang berlebihan) disertai hilangnya lengkunagn lordotik lumbal yang normal dan mungkin ada deformitas tulang belakang. Bila pasien diperiksa dalam keadaan telungkup, otot paraspinal aka relaksasi dan deformitas yang diakibatkan oleh spasmus akan menghilang.
Nyeri punggung bawah bisa merupakan manifestasi depresi atau konflik mental atau reaksi terhadap stressor lingkungan dan kehidupan. Bila kita memeriksa penderita nyeri punggung bawah,perawat perlu meninjau kembali hubungan keluarga ,vareabel lingkungan dan situasi kerja . Selain itu dikaji juga dampak nyeri kronik tersebut terhadap kesehatan emosional pasien.
2.1.6 Faktor Resiko
  • Usia
Nyeri pinggang merupakan keluhan yang berkaitan erat dengan umur. Secara teori, nyeri pinggang atau nyeri punggung bawah dapat dialami oleh siapa saja, pada umur berapa saja. Namun demikian keluhan ini jarang dijumpai pada kelompok umur 0-10 tahun, hal ini mungkin berhubungan dengan beberapa faktor etiologik tertentu yag lebih sering dijumpai pada umur yang lebih tua. Biasanya nyeri ini mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua dan insiden tertinggi dijumpai pada dekade kelima.1 Bahkan keluhan nyeri pinggang ini semakin lama semakin meningkat hingga umur sekitar 55 tahun.
  • Jenis Kelamin
Laki-laki dan perempuan memiliki resiko yang sama terhadap keluhan nyeri pinggang sampai umur 60 tahun, namun pada kenyataannya jenis kelamin seseorang dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri pinggang, karena pada wanita keluhan ini lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus menstruasi, selain itu proses menopause juga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon estrogen sehingga memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.
  • Status Antropometri
Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih resiko timbulnya nyeri pinggang lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.Tinggi badan berkaitan dengan panjangnya sumbu tubuh sebagai lengan beban anterior maupun lengan posterior untuk mengangkat beban tubuh.
  • Pekerjaan
Faktor risiko di tempat kerja yang banyak menyebabkan gangguan otot rangka terutama adalah kerja fisik berat, penanganan dan cara pengangkatan barang, gerakan berulang, posisi atau sikap tubuh selama bekerja (awkward posture), getaran, dan kerja statis. Oleh karena itu, riwayat pekerjaan sangat diperlukan dalam penelusuran penyebab serta penanggulangan keluhan ini.
  • Aktivitas / olahraga
Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri pinggang yang sering tidak disadari oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi kebiasaan. Kebiasaan seseorang, seperti duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada posisi yang salah dapat menimbulkan nyeri pinggang, misalnya, pada pekerja kantoran yang terbiasa duduk dengan posisi punggung yang tidak tertopang pada kursi, atau seorang mahasiswa yang seringkali membungkukkan punggungnya pada waktu menulis. Posisi berdiri yang salah yaitu berdiri dengan membungkuk atau menekuk ke muka. Posisi tidur yang salah seperti tidur pada kasur yang tidak menopang tulang belakang. Kasur yang diletakkan di atas lantai lebih baik daripada tempat tidur yang bagian tengahnya lentur. Posisi mengangkat beban dari posisi berdiri langsung membungkuk mengambil beban merupakan posisi yang salah, seharusnya beban tersebut diangkat setelah jongkok terlebih dahulu.
Selain sikap tubuh yang salah yang seringkali menjadi kebiasaan, beberapa aktivitas berat seperti melakukan aktivitas dengan posisi berdiri lebih dari 1 jam dalam sehari, melakukan aktivitas dengan posisi duduk yang monoton lebih dari 2 jam dalam sehari, naik turun anak tangga lebih dari 10 anak tangga dalam sehari, berjalan lebih dari 3,2 km dalam sehari dapat pula meningkatkan resiko timbulnya nyeri pinggang.
  • Kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok diketahui menimbulkan berbagai dampak pada kesehatan. Hubungannya dengan kejadian NPB, diduga karena perokok memiliki kecenderungan untuk mengalami gangguan pada peredaran darahnya, termasuk ke tulang belakang.
  • Abnormalitas struktur
Ketidaknormalan struktur tulang belakang seperti pada skoliosis, lorodosis, maupun kifosis, merupakan faktor risiko untuk terjadinya NPB. Kondisi menjadikan beban yang ditumpu oleh tulang belakang jatuh tidak pada tempatnya, sehingga memudahkan timbulnya berbagai gangguan pada struktur tulang belakang.
  • Riwayat episode NPB sebelumnya
Individu dengan riwayat episode NPB, memiliki kecenderungan dan risiko untuk berulangnya kembali gangguan tersebut.




      1. Penatalaksanaan
Kebanyakan nyeri punggung bisa hilang sendiri dan akan sembuh dalam 6 minggu dengan tirah baring, pengurangan stress dan relaksasi. Pasien harus tetap ditempat tidur dengan matras yang padat dan tidak membal selama 2 sampai 3 hari. Posisi pasien dibuat sedemikian rupa sehingga fleksi lumbal lebih besar yang dapat mengurangi tekanan pada serabut saraf lumbal. Bagian kepala tempat tidur ditinggikan 30 derajat dan pasien sedikit menekuk lututnya atau berbaring miring dengan lutu dan panggul ditekuk dan tungkai dan sebuah bantal diletakkan dibawah kepala. Posisi tengkurap dihindari karena akan memperberat lordosis. Kadang-kadang pasien perlu dirawat untuk penanganan “konservatif aktif” dan fisioterapi. Traksi pelvic intermiten dengan 7 sampai 13 kg beban traksi. Traksi memungkinkan penambahan fleksi lumbal dan relaksasi otot tersebut.
Fisioterapi perlu diberikan untuk mengurangi nyeri dan spasme otot. Terapi bisa meliputi pendinginan (missal dengan es), pemanasan sinar infra merah, kompres lembab dan panas, kolam bergolak dan traksi. Gangguan sirkulasi , gangguan perabaan dan trauma merupakan kontra indikasi kompres panas. Terapi kolam bergolak dikontraindikasikan bagi pasien dengan masalah kardiovaskuler karena ketidakmampuan mentoleransi vasodilatasi perifer massif yang timbul. Gelombang ultra akan menimbulkan panas yang dapat meningkatkan ketidaknyamanan akibat pembengkakan pada stadium akut.








2.1.9 Tindakan Meredakan Nyeri punggung.
  • DISTRAKSI
Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialami. Misalnya seseorang pasien sehabis operasi mungkin tidak merasakan nyeri sewaktu melihat pertandingan sepak bola di televisi.
  • RELAKSASI
Relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami nyeri kronis. Ada tiga hal yang utama diperlukan dalam relaksasi yaitu posisi yang tepat, pikiran beristirahat, lingkungan yang tenang. Posisi pasien diatur senyaman mungkin dengan semua bagian tubuh disokong (missal bantal yang menyokong leher), persendian fleksi dan otot-otot tidak tertarik (missal tangan dan kaki tidak disilangkan).
Menjelaskan teknis relaksasi sebagai berikut :
  1. Pasien menarik napas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara.
  2. Perlahan-lahan udara dihembuskan sambil membiarkan tubuh menjadi kendor dan merasakan betapa nyaman hal tersebut.
  3. Pasien bernapas beberapa kali dengan irama normal.
  4. Pasien menarik nafas dalam lagi dan menghembuskan pelan-pelan dan membiarkan hanya kaki dan telapak kaki yang kendur. Perawat minta pasien untuk mengkonsentrasikan pikiran pasien dan kakinya terasa dingin dan hangat.
  5. Pasien mengulang langkah 4 dan mengkonsentrasikan pikiran pada lengan, perut, punggung, dan kelompok otot-otot yang lain.
  6. Setelah pasien merasa rileks, pasien dianjurkan bernafas secara perlahan-lahan. Bila nyeri menjadi hebat pasien dapat bernapas secara secara dangkal dan cepat.
  • STIMULASI KULIT
Stimulasi kulit dapat dilakukan dengan cara pemberian kompres dingin, balsem analgetika, dan stimulasi kontralateral. Kompres dingin dapat memperlambat impuls-impuls motorik menuju otot-otot pada area yang nyeri. Balsam analgetika yang berisi mentol dapat membebaskan nyeri. Balsam ini dapat menyebabkan rasa hangat pada kulit yang berlangsung beberapa jam. Stimulasi kontralateral dilakukan dengan menstimulasi kulit pada area yang berlawanan. Misalnya apabila kaki kiri nyeri maka kaki kanan yang distimulasi analgetika.
  • PLASEBO
Placebo merupakan suatu bentuk tindakan, misalnya pengobatan atau tindakan keperawatan yang mempunyai efek pada pasien akibat sugesti daripada kandungan fisik atau kimianya. Suatu obat yang tidak berisi analgetika tetapi berisi gula, air, atau saline dinamakan placebo. Untuk memberikan placebo pada pasien perawat harus mempunyai izin dari dokter.
  • TINDAKAN LAIN
1. Beri bantalan penghangat atau botol air panas dibungkus kain ditempat yang sakit.
2. Bila botol hangat tidak meredakan nyerinya, cobalah kompres dengan paket dingin (atau bisa juga dengan bungkusan kacang beku) ditempat yang sakit selama 15 menit setiap 2-3 jam.
Bila sakitnya parah atau tidak berkurang dalam 2 hari, periksalah ke dokter. Setelah nyeri punggungnya menghilang, lakukan langkah pencegahan agar tidak timbul lagi.






2.1.10 STRATEGI PENCEGAHAN
Telah dibahas sebelumnya bahwa kejadian NPB pada pekerja sangat terkait dengan pekerjaan yang dilakukannya. Risiko di tempat kerja meliputi kerja fisik berat, penanganan dan cara pengangkatan barang, gerakan berulang, posisi atau sikap tubuh selama bekerja, getaran, dan kerja statis. Maka, tindakan pencegahan yang dilakukan juga harus berdasarkan pada faktor-faktor tersebut, yakni :
  • Pencegahan primer yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kejadian NPB di tempat kerja.
  • Pencegahan sekunder untuk mengurangi kejadian NPB dengan deteksi dini.
  • Pencegahan tersier dilakukan untuk meminimalisir konsekuensi atau disabilitas yang mungkin timbul dalam perjalanan penyakitnya.
Tindakan pencegahan tersebut dilakukan dengan  strategi pencegahan sebagai berikut :
  • Edukasi dan pelatihan
Pekerja perlu mendapatkan edukasi tentang cara bekerja yang baik, dalam hal ini yang terkait dengan gangguan NPB. Edukasi dapat meliputi teknik mengangkat beban, posisi tubuh saat bekerja, peregangan, dan sebagainya. Lebih lanjut juga diberikan exercise untuk meningkatkan kekuatan, fleksibilitas, dan ketahanan dari punggung bawah.
  • Ergonomi dan modifikasi faktor risiko
Bila memang ada faktor risiko pekerjaan terhadap timbulnya NPB di tempat kerja, maka perlu dilakukan upaya kontrol. Upaya ini dapat meliputi pengadaan mesin pengangkat, ban berjalan, dan sebagainya. Adanya regulasi khusus dari perusahaan mengenai pembatasan jumlah beban yang dapat diangkat oleh pekerja adalah langkah yang baik. Demikian juga halnya dengan pembatasan waktu bekerja. Faktor risiko individu, bila ada, juga harus dikendalikan. Misalkan kebiasan merokok.
Walaupun belum didapatkan bukti yang kuat bahwa modifikasi faktor risiko dapat mencegah kejadian NPB, namun setidaknya dapat meningkatkan kesehatan pekerja secara umum.
  • Pemilihan pekerja
Pemilihan pekerja dilakukan dengan skrining pra-kerja. Riwayat kesehatan dan hasil pemeriksaan fisik harus diperhatikan dengan seksama. Adanya riwayat episode NPB sebelumnya merupakan salah satu indikator adanya kemungkinan akan berulangnya kembali gangguan tersebut bila calon pekerja itu berhadapan dengan faktor risiko yang ada di tempat kerja. Penggunaan rontgen dan tes kekuatan sebagai salah satu alat skrining tidak dianjurkan karena ketidakefektifannya dalam mendeteksi adanya NPB.
Tujuan akhir dari program pencegahan ini meliputi :
  • Penurunan insiden dan prevalensi NPB
  • Penurunan angka disabilitas dan perbaikan fungsi
  • Menjaga pekerja tetap dapat bekerja
  • Meningkatkan produktivitas
  • Mengurangi dampak sosioekonomi dan pekerjaan dari NPB
      1. Pemeriksaan Penunjang
Uji diagnostic berganda mungkin diperlukan untuk mendiagnosa secara akurat penyebab nyeri punggung dan penekanan serabut saraf dan nyeri. Prosedur diagnostic yang perlu dilakukan pada pasien nyeri punggung bawah:


  1. sinar X vertebra
Pemeriksaan ini mungkin memperlihatkan adanya fraktur, dislokasi ,infeksi, osteartitis / skeolisis .
  1. Computed tomography (CT)
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui penyakit mendasari sepeti adanya lesi jaringan lunak tersembunyi disekitar kolumna vertebralis dan masalah diklus intebraventalis
  1. Ultarasonografi dapat membantu mendiagnosa penyempitan kanalis spinalis .
  2. Magneting Resonance Imaging (MRI)
pemeriksaan ini memungkinkan fisualisasi sifat dan patologi tulang belakang
  1. Mielogram dan discogram (dimana sejumlah kecil bahan konras disuntikan kediskus intervetebralis untuk dapat melihat visualisasi sinar X) dapat dilakukan untuk diskus yang mengalami degenerasi atau protrusidiskus
  2. Elektromiagram atau EMG dan pemeriksaan hantaran saraf digunakan untuk mengevaluasi penyakit serabut saraf tulang belakang (radikulopati).
      1. Terapi Pengobatan/Treatment
Obat-obatan mungkin perlu diberikan untuk menangani nyeri akut. Analgetik narkotik digunakan untuk memutuskan lingkar nyeri : relaksan otot dan penenang digunakan untuk membuat relaks pasein dan otit yang mengalami spasme, sehingga dapat mengurangi nyeri. Obat anti inflamasi, seperti aspirin dan obat anti inflamasi nesteroid (NSAID), berguna untuk mengurangi nyeri kortikosteroid jangka [pendek dapat mengurangi respon infalamasi dan mencegah timbulnya neurofibrosis, yang terjadi gangguan iskemia.



BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1Simpulan
Nyeri punggung/Nyeri punggung bawah adalah suatu sensasi nyeri yang dirasakan pada diskus intervertebralis umumnya lumbal bawah .(Dr.Tony smith,2005),sedangkan pengertian nyeri punggung akut adalah suatu sensasi nyeri yang dirasakan pada diskus intervertebralis atau pada punggung berlangsung secara singkat,dan pengertian nyeri punggung kronis adalah nyeri yang dirasakan pada diskus intervertebralis atau pada punggung berkembang lebih lambat dan terjadi dalam waktu lebih lama dan sering sulit meningkat sejak kapan mulai dirasakan.
gejala yang sering timbul adalah adanya nyeri pada daerah lumbal atau lumbosakral tanpa penjalaran atau keterlibatan neurologis,nyeri yang menjalar ke lutut, tungkai, kaki, ataupun adanya rasa baal di daerah nyeri,adanya tanda iritasi radikular, gangguan motorik maupun sensorik atau reflex,Nyeri hebat pada malam hari yang tidak membaik dengan posisi telentang,Penggunaan kortikosteroid jangka panjang,Fleksi lumbal sangat terbatas dan persisten.Bila tidak segera ditangngani akan menyebabakan kerusakan pada saraf yang lainnya
3.2 Saran
Mahasiswa harus mampu memahami mengenai pengertian, penyebab, epidemilogi, penatalaksanaanAnoreksia Nervosa, dan anatomi dari system percernaan yang menjadi target dari Anoreksia Nervosa agar dalam menjalankan proses keperawatan dapat membuat intervensi dan menjalankan implementasi dengan tepat sehingga mencapai evaluasi dan tingkat kesembuhan yang maksimal pada klien Anoreksia Nervosa. Selain itu Mahasiswa juga dapat memperbanyak ilmu dengan mengunjungi seminar dan membaca dari berbagai sumber.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3.Jakarta:EGC
Priharjo,Robert.1993.Perawatan nyeri : pemenuhan aktivitas istirahat pasien.Jakarta:EGC
Soeharso.1978.Ilmu bedah orthopaedi.Yogyakarta:Yayasan essential medica
Smith,Tony.2005.Dokter dirumah Anda.Jakarta:Dian Rakyat
Taylor,Paul M.1997.Mencegah dan Mengatasi Cedera Olahraga.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sherwood, lauralee.2001. fisiologi manusia: dari sel ke system.Jakarta :EGC

lies,sugiarta.2007.nyeri punggung akut dan kronik Diunduh di: http://mediacastore.com/penyakit/67/NPB.html.27 15 November 2010. pukul: 19.00 WIB











Tidak ada komentar:

Posting Komentar